Rabu, 22 September 2010

BIAYA PEMBUATAN BAGLOG (2)

Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja biasanya kami bagi menjadi pencampuran media, pengemasan baglog dan yang kedua adalah biaya inokulasi.
Untuk pembuatan, pengemasan baglog spesifikasi kerja meliputi:
- Pencampuran serbuk gergaji dengan bekatul, pengayakan, penambahan kadar air
- Pengisian campuran tadi ke dalam plastik baglog
- Pemadatan lalu diberi cincin.
Untuk spesifikasi kerja itu rata-rata satu tenaga kerja bisa menghasilkan 100 baglog untuk jam kerja normal yaitu 7 jam. Jika gaji per orang per hari Rp.30.000,- Maka biayanya = Rp.300 /baglog. Jika proses ini bisa secara mekanis menggunakan mesin misalnya untuk pencampuran memakai mixer dan pemadatan memakai mesin, maka pembuatan baglog bisa lebih banyak, mencapai 4x lipatnya. Jadi biaya pencampuran, pengemasan baglog bisa tinggal Rp. 75,- per baglog.
Untuk inokulasi, pada jam kerja normal (7 jam), satu orang tenaga kerja mampu menginokulasikan sekitar rata-rata 250 baglog. Jadi jika gajinya Rp.30.000,- per hari, biaya tenaga kerja= Rp. 120,- per baglog.
Sub total untuk biaya tenaga kerja adalah Rp. 420,- per baglog jika dikerjakan secara manual. Jika pekerja sudah benar-benar trampil, hasil bisa lebih banyak, jadi biaya per baglog bisa di efisienkan lagi hingga Rp.300,- per baglog.
Biaya Sterilisasi
Untuk sterilisasi media, beban biayanya sangat variatif dan tergantung volume baglog yang akan diproduksi. Seringkali pebudidaya mengkreasi sendiri sistem sterilisasinya agar biaya yang dikeluarkan bisa seefisien mungkin.
Berikut sedikit gambaran perbedaannya:
Sterilisasi menggunakan drum (maksimal 60 baglog /drum)
Jika satu kali proses memakai 4 drum dan menggunakan kompor gas/minyak untuk sterilisasi langsung, maka biayanya sangat tinggi. Maka dari itu sistem ini sudah sangat ditinggalkan. Jika menggunakan gas, maka diperlukan setidaknya 2 tabung LPG 12kg. Biaya menjadi Rp.150.000 untuk 240 baglog. Jadi per baglognya = Rp.625,-. Ini terlalu tinggi.
Ada yang menggunakan boiler, lalu uapnya dialirkan ke drum tadi. Dengan tenaga uap boiler ini mampu untuk di paralel ke 5 drum. Konsumsi gas hanya 1 tabung LPG 12kg, jadi biayanya Rp. 75.000,- untuk 300 baglog atau Rp.250,- per balgog.
Jika proses tadi menggunakan kayu bakar, maka memang bisa murah. Untuk sterilisasi 300 baglog hanya membutuhkan kurang dari 1m3 kayu bakar (beli per pikup seharga Rp.75.000 an). Jadi biaya rata-rata Rp. 250,- per baglog.
Sterilisasi menggunakan steamer beton (kapasitas 1000 baglog)
Keuntungan steamer beton adalah efektif dalam tempat dan pemanasan. Steamer masih mampu menjaga panas uap hingga 10 jam. Pengalaman kami, jika sudah mencapai suhu 100 derajat C, dan kompor kami matikan. Suhu itu masih bertahan 2 jam. Lalu setelah 10jam, masih di kisaran 80 derajat C.
Untuk steamer kapasitas 1000 baglog, diperlukan boiler kapasitas 200 liter. Konsumsi energi yang diperlukan kurang lebih 2 tabung gas LPG 12kg. Jadi biayanya Rp.150.000,- untuk 1000 baglog atau Rp.150,- per baglognya.
KESIMPULAN
Jika seluruh biaya direkapitulasi:
Biaya bahan pendukung dan bahan utama : Rp.1000 /baglog
Biaya tenaga kerja : Rp.420,-
Biaya steriliassi : Rp.250,-
Jadi total biaya = Rp. 1670,- per baglog

Jika untuk produksi massal dan mampu membuat bibit sendiri:
Biaya bahan pendukung dan bahan utama: Rp.900,-
Biaya tenaga kerja : Rp.200,-
Biaya sterilisasi : Rp.150,-
Jadi total biaya = Rp.1250,- per baglog bahkan lebih rendah lagi
Beban biaya ini masih bersifat variatif sekali tergantung masing-masing daerah dan kemampuan pebudidaya untuk melakukan inovasi yang bisa mengurangi biaya produksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar