Selasa, 21 September 2010

Berbisnis jamur tiram dgn modal terbatas

Seringkali jika ingin terjun dalam usaha/bisnis apapun, kita terganjal dengan masalah permodalan. Demikian juga dengan bisnis jamur tiram putih ini. Modal yang dibutuhkan untuk bisnis pada awalnya jika langsung membangun kumbung sendiri (bukan sistem sewa) memang cukup besar. Misalnya saja jika kita ingin berbisnis di skala 10.000 baglog, maka untuk pembuatan kumbung saja memerlukan dana sekitar 15juta an.. Lalu bagaimana dengan modal untuk pengisian baglognya? Jika harga baglog plus plu transport dan penataan Rp.2000/log, maka masih dibutuhkan dana lagi sekitar 20juta.. Berarti dana awal yang disiapkan mencapai 35 juta..

Lalu bagaimana jika dana awal kita tidak mencapai angka itu..? Mari kita bahas beberapa tips nya agar tetap bisa menjalankan bisnis ini dengan modal terbatas.

Gunakan penjadualan dengan sistem 2 kumbung. Sistem ini sangat memungkinkan dijalankan jika kita disiplin, ketat, dan rapi dalam melakukan manajemen keuangan dan manajemen pengisian kumbung.

Dalam beberapa tips terdahulu pernah kami jelaskan bahwa, jika ingin berbisnis dengan 10.000 baglog, sebaiknya, kita tidak langsung membuat kumbung dengan kapasitas sebesar itu. Tetapi dengan split/membagi menjadi 2 kumbung dengan kapasitas masing-masing 5000baglog, atau jika lahan masih memungkinkan, dibuat 6000an baglog. Perletakan kumbung disarankan jangan bersebelahan, namun memanjang atau zig zag, agar masing-masing kumbung memperoleh sirkulasi udara yang sama. Toh biaya pembuatan kumbung 10.000 dengan 2 kumbung 5000an baglog akan menghabiskan dana yang hampir sama.
Di sini, untuk modal pembuatan kumbung mutlak diperlukan dana yang 15juta an tadi.., lalu bagaimana dengan modal pembelian baglog dengan kapasitas 10.000 tadi?
Dengan membagi dua kumbung, kita hanya memerlukan dana untuk pembelian baglog dengan kapasitas 5000 baglog saja atau senilai 10juta. Lalu rawat dengan baik. InsyaALLAH menurut pengalaman kami selama ini, progres hasil panen jamur dalam 60 hari telah mencapai 60% an dari target panennya.., itu artinya dana penjualan hasil panen di 60 hari awal dari kumbung1 bisa untuk modal pengisian kumbung2. Jadi jarak pengisiannya adalah 1,5-2bulan. Lakukan perjanjian kerja dengan memberi DP dan pelunasan sebelum waktunya agar produsen baglog bisa menjadualkan tepat pada waktunya. Nah selanjutnya demikian juga ketika kumbung1 sudah waktunya diganti baglog, gunakan hasil panen dari kumbung 2 untuk modal pengisiannya... dan seterusnya...


Dengan sistem ini, kita dapat menjalankan bisnis 10.000 baglog hanya dengan modal 5000 baglog. Menarik bukan? Dalam dunia bisnis, dana mengendap adalah sesuatu yang 'diharamkan'. Dana itu diharapkan selalu berputar dan berdaya guna. Jika kita hanya membangun satu kumbung kapasitas 10.000baglog.., dari hasil panen 60 hari awal dana pembelian baglog sudah bisa kembali, lalu dana tersebut akan 'menganggur' selama 2-3 bulan sebelum bisa dibelikan baglog lagi. Jika dibelikan baglog juga ngga bisa ditaruh di dalam kumbung, karena masih ada baglog yang berproduksi.. ya khan..??

Berikut simulasinya :

Modal = 10juta untuk membeli baglog sejumlah 5000..
Target panen = 0,4kg x 5000 = 2000kg..

Progress panen dalam 60 hari = sudah mencapai 1200kg (kurang lebih 60% dari target panen), dengan harga jual Rp.7000/kg, maka telah didapatkan dana sebesar = 1200kg x 7rb = Rp.8.400.000, dana ini bisa sebagai DP untuk memesan baglog untuk diisikan di kumbung 2, yang dilunasi setelah diisikan seluruhnya.. Tentunya menggunakan dana dari hasil panen jamur kumbung1.

Catatan : jika bisa menjual dengan harga lebih, katakan Rp.8000/kg, maka untuk pembelian baglog, malah bisa langsung dilunasi agar bisa tepat waktu pengisiannya.

Nanti, saat kumbung2 juga berproduksi selama 60hari, saat itu juga bertepatan dengan waktu penggantian baglog pada kumbung1, dana hasil panen kumbung2 ditambah tentunya hasil dari kumbung1 sendiri, bisa langsung digunakan untuk membeli baglog pada kumbung1.

Syarat jika memakai sistem ini adalah :

  1. Kita harus disiplin dan sangat ketat menentukan jadual pengisian kumbung agar tepat waktu dan tidak terlambat
  2. Harus ada semacam perjanjian kerja dengan produsen baglog agar pengisian kumbung bisa tepat waktu..
  3. Memiliki manajemen keuangan yang baik agar dana tidak tercecer di mana-mana (ini kelemahan utama petani)
  4. Baglog yang diisikan di kumbung sebaiknya sudah memiliki miselium sekitar 40% atau 50%..
  5. Perawatan kumbung harus optimal agar semua hasil panen bisa sesuai target yang diharapkan..
  6. Berdoa, keluarkan zakatnya, dan tawakkal kepada ALLAH SWT yang banyak.., karena disinilah kekuatan bisnis manapun juga terutama dalam bisnis agro dan pertanian. AMIEN YA ROBBAL ALAMIN...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar